Skip to main content

Saat Mereka Berkreasi Playdough Bersama

Mini Project

12 Juli 2016

Mengamati anak-anak bermain merupakan keasyikan tersendiri bagi diri saya. Pun kala siang itu. Di kediaman teman sekolah kami yang bulan lalu melahirkan anak keduanya, para anak-anak kami bermain bersama. Kami, para orangtuanya pun turut bermain, sembari berhahahihi nostalgia masa-masa berkegiatan bersama dengan seragam putih abu-abu.
Tiga anak batita sedang bermain, lelaki berusia 3 tahun, perempuan berusia 2 tahun dan lelaki berusia 1.5 tahun. Di hadapan mereka ada playdough, kuda-kudaan elastis, pelampung, dan excavator. Si lelaki paling kecil, memilih bermain dengan kuda-kudaan elastis yang bisa mengeluarkan suara, dia sangat antusias menggerakkannya kesana kemari. Si perempuan, duduk manis menghadap deretan playdough aneka warna, jemarinya sibuk membuat pilinan kecil. Sang lelaki yang paling besar, dia sangat suka bermain excavator, jadi yang dia lakukan adalah menumpuk playdough, membuat bulatan-bulatan yang siap diangkut oleh si excavator. Dari sini saya belajar mengamati, tak ada habisnya akal anak-anak memainkan barang-barang di hadapannya. Memegang, merasakan, dan memainkan sesuai dengan imajinasi yang ada di kepala mereka. Entah jadi apa bentuknya nanti, mereka tetaplah bergerak.  
Teramati pula bagaimana perbedaan perlakuan anak laki-laki dan perempuan, saat disodorkan playdough sebagai bahan kreasi mereka. Meski bahan yang diberikan adalah sama, namun perlakuan yang mereka berikan tetapkan menyiratkan gaya masing-masing. Anak perempuan, berbinar saat melihat aneka warna playdough di hadapannya. Kemudian jemarinya segera bergerak menjumput secuil playdough dan ia bentuk dengan hati-hati. Di saat yang sama, mungkin imajinasinya sedang bekerja membayangkan sebuah karya. Di sisi lain, bocah lelaki aktif sedang mengeruk playdough untuk digunakan sebagai bahan isian excavatornya. Semburat warna baru berhasil ia hasilkan dari beberapa playdough berbeda warna yang saling berjejal. Berbeda jauh memang, tapi keduanya sama-sama larut dalam keasyikan bermain, hanyut dalam serunya imajinasi mereka. Ini yang kunantikan, senyum sumringah mereka saat bermain. Sebagai pertanda bahwa permainan tersebut menyenangkan bagi mereka.

#griyariset
#miniproject
#ODOPfor99days
#day25
#homemadeplaydough




Comments

Popular posts from this blog

Menulis Cerita Anak : Pengenalan Anggota Tubuh

CERITA TENTANG PENGENALAN ANGGOTA TUBUH Udara hangat, suara burung berkicau dan air bergemericik, menemani sang mentari menyingsing dari arah timur. “Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakatuh…. Selamat pagi anak-anak… Bagaimana kabar hari ini?” ibu guru membuka ruang kelas batita dengan sapaan penuh semangat. Anak-anakpun menjawab dengan antusias, bahkan mereka berlomba-lomba mengeraskan suara, “Wa’alaykumsalam warahmatullah wabarakatuh… Selamat pagi ibu guru… Alhamdulillah….Luar biasa…Allahu Akbar!” Jawaban sapaan berlogat cedal khas anak-anak membahana di seluruh isi ruangan. Ibu guru tersenyum lebar. (Coba, siapa yang bisa peragakan, bagaimana senyum lebar itu?). Jawaban nyaring anak-anak tadi tak ubahnya pasokan energi yang membuat semangatnya menggebu sehari penuh. Pagi ini sang ibu guru akan mengenalkan pada anak-anak mengenai anggota tubuh. Sengaja beliau datang dengan tangan hampa. Tanpa buku, tanpa alat peraga. Rupanya beliau ingin tahu seberapa jauh anak-

Mini Project : Belajar Siklus Air

Mini Project 20 Juli 2016 Belajar Siklus Air Beberapa sore belakangan, hujan selalu menyapa. Allahumma shoyyiban nafi’an Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat. Salah satu kebiasaan yang Mentari Pagi lakukan saat hujan adalah melihat kamar belakang sambil melapor, “Ngga bocor koq Mi,alhamdulillah kering.” Hihihi..Atap kamar belakang memang ada yang bocor. Sehingga jika hujan turun, terlebih hujan besar, saya selalu mengeceknya, apakah bocor atau tidak. Dan kebiasaan inilah yang damati dan diduplikasi oleh MeGi. Dari sini jadi terpikir untuk mengenalkan siklus air padanya. Alhamdulillah, kemudahan dari Allah. Saat membuka facebook timeline , ada teman yang membagi album foto mba Amalia Kartika. Berisikan ilustrasi menarik mengenai informasi ayat-ayat yang berkaitan dengan air dan hujan. Jadilah ini sebagai salah satu referensi saya saat belajar bersama mengenai siklus air. Untuk aktivitas ini saya menggunakan ilustrasi siklus air untuk stimulasi m

Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas

Membuat Skala Prioritas Beberapa pekan lalu, kami sebagai tim Training and Consulting Ibu Profesional Non ASIA mengundang mba Rima Melani (Divisi Research and Development – Resource Center Ibu Profesional, Leader Ibu Profesional Banyumas Raya sekaligus Praktisi Talents Mapping ) di WhatsApp Group Magang Internal. Bahasan yang disampaikan adalah mengenai Manajemen Prioritas dalam Berkomunitas.  Bahasan ini kami jadwalkan sebagai materi kedua dari rangkaian materi pembekalan untuk pengurus IP Non ASIA karena bermula dari kebutuhan pribadi sebagai pengurus komunitas. Masih berkaitan dengan materi sebelumnya, yang bisa disimak di tulisan sebelumnya . Di materi pertama lalu kami diajak uni Nesri untuk menelusuri peran diri sebagai individu, yang kemudian dipetakan dan dikaitkan dengan peran dalam keluarga sebagai lingkaran pertama, dilanjutkan dengan kondisi dan kebutuhan lingkungan sosial sekitar. Sehingga antara peran diri, peran dalam keluarga serta peran komunal dapat di